Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Social Icons

Minggu, 31 Maret 2013

Cerita dari Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf

Cerita dari Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Ta'ala Wabarakatuh

"Ini cerita dari teman nya teman saya yang mempunyai seorang anak, Ada seorang anak ia setiap melakukan aktivitas atau bermain suka membaca surah qur'an 'Laqod Jaakum Rosuluun Min Anfusiikum Aziizun Alaihi maa Aniitum Hariisun Alaykum Bilmuminina Rofururrohiim' dan suatu saat pada ia bermain sedang mengejar layangan nya yang lepas ia tak sadar bahwa ada di jalan.

Mata ia terus menatap ke layangan, tanpa disadari oleh anak itu ada sebuah truk kontainer yang melaju kencang dan menabrak sang anak itu lalu warga sekitar mengkerubuti anak itu. Sesaat kemudian, warga sekitar berteriak karna sang anak tidak meninggal dan tidak mengalami luka. Lalu, si anak kembali melanjutkan mengejar layangan itu.

Mendengar hal itu, sang ayah anak itupun cukup kaget dan warga menanyakan kepada si ayah anak tersebut, apa rahasia kenapa ia tidak meninggal saat tertabrak truk ? lalu sang ayah hanya menjawab 'Tidak ada, tapi anak itu sering mengucapkan bacaan 'Laqod Jaakum Rosuluun min Anfusiikum Aziizun Alaihi Maa Anittuum Harisum Alaykum Bilmumininaa Rofurrurohiim."

Pesan Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf ;

1. Amalkan ayat itu dalam aktivitas kita sehari-hari.
2. Allah swt memberi 141 khasiat dalam bacaan itu.
3. Baca 7X setiap ba'da sholat terutama Ba'da Ashar dan Ba'da Maghrib.


Rasulullah Melarang Dua Waktu Tidur !!

Rasulullah Melarang Dua Waktu Tidur !!

 

Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.

Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).

2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu :
”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini.

Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”

Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”
 

Taubat Pembuka Rizki

Taubat Pembuka Rizki

 

Hiasan ulama itu ada enam; Dia sangat bangga bila menyebut nama Allah SWT, merasa hina bila menyebut tentang dirinya, jika melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dia men-tadabburi-nya, bila terlintas dalam benaknya perbuatan maksiat mereka langsung meninggalkannya, jika mengingat maaf Allah SWT dia berbahagia dan mengingat akan dosanya dia segera bertaubat.

Bila kita melihat ayat-ayat di dalam Al-Qur’an dan hadist maka akan didapati begitu banyak hikah dan faedah yang diperoleh bagi mereka yang bertaubat, seperti:
  1. Menghapus dosa. Abdullah bin Mas’ud ra mengatakan, Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang bertaubat seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa”


  2. Dosa yang pernah dilakukannya berubah menjadi kebaikan, Allah SWT berfirman; “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah SWT dengan kebaikan , dan adalah Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Furqan, 70]


  3. Mensucikan hati. Abu Hurairah ra mengatakan Rasulullah SAW bersabda: “Bila seseorang melakukan suatu perbuatan dosa maka akan tumbuh di dalam hatinya satu titik hitam” lanjutan hadits ini menyebutkan “Jika dia bertaubat dan meminta ampunan maka di bersihkan dari hatinya titik hitam itu namun bila dia mengulanginya maka tumbuh lagi titik hitam yang baru”


  4. Menumbuhkan ketenangan di dalam hati. Allah SWT berfirman “Dan hendaklah kamu meminta ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), nisacaya dia akan memberi kenikmatan yan gbaik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, Maka sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat” [QS. Hud, 3]


  5. Melapangkan rizki, sebagaimana dikatakan oleh Allah SWT; “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, Nisacaya Dia akan mengirinkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan menggandakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” [QS. Nuh, 10-12]


  6. Menjadi sebab dan sarana untuk menghantar seseorang pada kebahagiaan di dunia dan akherat. “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun” [QS Maryam, 60]
Ketika seorang mukmin bertaubat dari kesalahan dan kemaksiatan yang pernah dilakukannya maka Allah SWT memberikan kemuliaan kepadanya berupa; kebersihan dari berbagai dosa hingga seakan-akan tidak pernah melakukan dosa sedikitpun, mendapat kecintaan dari Allah SWT, dijaga dari godaan setan dan diberi jaminan dari rasa takut kelak di hari kiamat.

Suatu hari, seseorang mendatangi Rasul dia mengeluhkan dirinya yang telah terlalu banyak melakukan dosa, lalu Nabi memerintahkan kepada orang itu untuk membaca do’a ini sebanyak tiga kali,

 



Get this widget!